Apa yang aku pikirkan?
Aku menggilai benda bundar itu.
Bundar dan bulat... Ya... itu Bola!
Seperti kamu, tepatnya pada bola matamu.
Aku sangat menyukainya...
Saat kamu melihat bola, bola matamu yang bulat itu telah menggambarkan bagaimana bulatnya tekadmu untuk menggenggam bola dunia.
Lantas, mengapa pada hal itu?
Karena bola mataku melihat hal paling berharga daripada keindahan yang terbentuk dari bulatnya bumi ini...
Yang bisa kamu sebut itu, masa depan...
Bagi dirimu, kebahagiaan itu sederhana...
Ketika kamu melihat hamparan tanah luas, dan ada sesuatu yang bisa kamu tendang.
Setelah kamu menjumpai semua itu,
Kecil kemungkinan untuk mengalihkan perhatiannya bagaimanapun juga,
Karena itulah duniamu...
Mungkin bagimu, lapangan adalah rumah.
Rumah untuk belajar dari kekalahan dan kemenangan.
Merintis sedikit demi sedikit lalu memperbaikinya,
Agar kelak terbangunlah Istana yang megah.
Istana yang bisa kamu sebut itu, masa depan...
Aku tau kamu sangat menikmati bidangmu,
Karena mungkin itu sudah menjadi catatan dalam tujuan hidupmu.
Kamu mencintai bola dari apapun,
Kamu akan selalu menggiringnya
Kamu bahkan tak rela orang lain merebutnya,
Dan kamu mempertaruhkan segalanya untuk melindunginya.
Sampai tujuan itu mendekat,
Lalu kamu lepaskan bola itu kepada tujuanmu.
Tak ada perasaan yang lebih bahagia daripada itu bukan?
Apakah aku bisa menjadi bola bagimu?
Aku hanyalah orang yang berdiri disisi lapangan...
Yang meneriakkan seruan, tetapi tenggelam dalam ribuan bualan...
Sehingga tak bisa kamu dengar.
Bahwa tak hanya mulutku, tapi hatiku juga itu berkoar.
Aku memandangimu dari jauh...
Memandangi penuh harapan, dan tentunya khayalan...
Andai saat dia hendak berpergian, aku pasti membantu menyiapkan perlengkapannya...
Andai sebelum dia bermain, aku pasti menyemangatinya dan mendoakannya...
Andai saat dia mencetak gol, dia melihatku dan memberikanku love sign dan aku memberikan kiss bye
Andai setelah dia bermain, aku mengusap keringatnya dan berkata 'Kamu hebat, sayang'
Apakah aku terlalu gila dalam hal ini?
Jika kamu tau, aku ingin menjadi bolamu...
Dalam presepsi yang aku maksud.
Seperti kamu menggiring bola,
Layaknya kamu menuntunku untuk bersama
Seperti kamu tak ingin orang lain merebut bolamu
Layaknya kamu satu-satunya yang menginginkanku
Seperti mempertaruhkan segalanya untuk melindungi bola
Layaknya kamu tak ingin siapapun dapat melukai aku
Seperti mendekati tujuan, lalu melepaskanku dalam tujuanmu
Layaknya aku adalah pilihan terakhir yang kamu percayai untuk kebahagiaanmu kelak
Ketahuilah, ada yang lebih mencintaimu...
Lebih daripada kamu mencintai duniamu
Bahkan lebih dari kamu mencintai segalanya dalam hidupmu
Mungkin bukan saatnya, pasti ada saatnya...
Aku tunggu kamu di masa depanku....
Dari seorang yang selalu berdiri disi lapangan hanya untuk melihatmu....
-A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar