Scroll Text - http://www.marqueetextlive.com

Jumat, 06 Februari 2015

CERPEN: Dia yang selalu aku tulis



Kamu adalah seseorang yang selalu aku tulis, tetapi aku adalah seseorang yang tak pernah kamu baca. Aku hanya seorang gadis yang berani mengutarakan perasaanku didalam jajaran huruf yang berada diatas kertas putih penuh harapan. Namaku Zahira. Aku telah lama menyukai seseorang lelaki yang selalu menjadi inspirasiku. Sejak kejadian MOS dimana Ia membantuku ketika aku hampir pingsan dan ia menggendongku sampai ke ruangan kesehatan. Dari situ, bayangannya selalu muncul dipikiranku. Tak ada kata lain yang pernah aku ucapkan selain kata 'terimakasih'. Ya, lucu sekali. Aku belum pernah mengenalinya dan tak sempat untuk berkenalan tetapi aku sudah memiliki perasaan yang tak biasa padanya.

Karena rasa penasaran yang mendorongku, aku mencari semua tentangnya. Semuanya membuahkan hasil, namanya tak begitu mendeskripsikan penampilannya, Suryo. Ya, dia bagaikan Suryo yang menyinari hidupku yang kelam ini. Lelaki yang selalu dalam keadaan rapi, mempunyai mata yang indah seperti tokoh manga, dan aksen bicaranya yang lembut tetapi tegas. Ah, aku tak tau pasti apa alasan mengapa aku bisa menyukainya. karena yang aku tau, cinta tak butuh alasan...
Aku hanya bisa menjadi seorang pengagum rahasia yang selalu tersenyum melihatnya tertawa dari kejauhan. Tetapi, semua tentangnya menjadi inspirasiku untuk menulis. Ya, aku adalah anggota ekskul mading. Jadi, hanya disitulah aku bisa meluapkan apa yang aku rasakan. Selain itu aku berpikir peluangnya besar untuk dia melihat tulisanku. Walaupun yang aku tau, ia tak begitu suka membaca.

Kelasku dengannya tak begitu jauh, untuk itu aku sering melewati kelasnya agar aku bisa tahu kehadirannya. Suatu hari aku tak sarapan karena terburu-buru. Saat disekolah, aku merasa sangat lapar dan penyakit maagku kambuh. Saat bel istirahat, aku bergegas ke kantin dengan tak berdaya. Tetapi tiba-tiba semuanya buyar dan tanpa disadari aku terjatuh pingsan karena aku tak mampu untuk berjalan. Aku terjatuh lemas dan tak bisa melihat sekitar hanya mendengar suara orang yang berbicara meneriakkan ke telingaku.
Aku terbangun dari ketidak berdayaanku, posisiku sudah diruang kesehatan lagi. Saatku membuka mata ada seseorang lelaki yang sedang memperhatikanku sambil mengaduk cangkir. Aku terkejut, ternyata dia… Suryo.

“Kenapa aku bisa disini?” Aku bertanya. Dan diapun menjawab, “kamu tadi pingsan, jadi aku bawa kamu kesini”. Dia mendekatiku dan aku mencoba membangunkan badanku. “Zahira, kamu perempuan yang waktu itu pingsan pas MOS ya?” Tanyanya. “Mengapa kamu bisa tau namaku? Iya. Kamu yang menolongku bukan?” Jawabku. “Iya, itu aku melihat nama dibajumu”. Jawabnya. “Oh iyaa, terimakasih kamu sudah membantuku lagi”. Tanpa disadari terjadi percakapan panjang yang terjadi antara kami. Tak ku sangka Suryo adalah seorang ketua di unit kesehatan sekolahku ini. Aku berfikir, jika aku bisa bersamanya mungkin dia akan kewalahan sekali dengan kondisi fisik ku yang sangat lemah. Dan berandai-andaipun mulai aku bayangi. Aku terpesona melihatnya saat ia berbicara, tak sedetikpun aku lewati tanpa memperhatikan sosok yang begitu aku kagumi saat itu.

“Kamu suka banget ya nulis di mading?” Pertanyaan yang sangat membuatku terkejut. “Umm… Ya, kamu suka lihat mading?” Jawabku. “Aku tak terlalu suka membaca, tetapi aku sering melihat tulisanmu. Ya iseng-iseng baca. Kata-kata kamu bagus, puisinya seperti dari perasaan kamu. Kamu sedang suka sama seseorang yaaa?” Candanya. “Hehe aku sedang belajar, kalau dari hati atau bukannya sih emang iya pasti setiap tulisanku dari hati, bukan dari pikiran. Karena apa yang tak bisa ku ucapkan selalu aku pendam dihati, dan akhirnya hatiku berbicara lewat semua tulisanku” Jawabku sambil curhat. Mendengar itu Suryopun berkata “Wah, beruntung sekali laki-laki yang kamu kagumi disetiap puisimu”. Aku hanya bisa tersenyum, seandainya dia tau bahwa laki-laki itu adalah dirinya.

Hari-haripun berlalu, semenjak kejadian itu kita semakin dekat. Selalu bersama kekantin, belajar bersama, bermain bersama dan semuanya itu membuatku sangat bahagia. Kedekatan kami membuat Suryo berani menceritakan tentang perasaannya untuk seorang perempuan. Ia selalu minta pendapatku tentang bagaimana bisa memprediksikan bahwa perempuan itu juga menyukai dirinya dan menanyakan hobi perempuan itu yang kebetulan sama denganku. Tetapi dia enggan memberi tahuku siapa perempuan itu. Rasa penasaranku membuat hatiku sakit, ku kira kedekatan kami selama ini bisa memberikan harapan bagiku untuk lebih. Ternyata aku salah, sepertinya dia hanya menganggapku cuma sebatas teman. Padahal telah banyak yang aku berikan padanya, aku luangkan padanya untuk menunjukkan bahwa aku mempunyai perasaan lebih padanya. Dari perhatian dan hal kecil sampai yang tak terduga, sepertinya itu tak berarti apa-apa baginya.

“Mengapa puisimu jadi galau?” Tanyanya. “Hmm.. Orang yang aku sayangi ternyata menyukai orang lain. Selama ini aku sudah berusaha untuk menunjukkan perasaanku padanya. Tapi semuanya itu sia-sia. Aku cape menunggunya” Aku menjawab dan tanpa disadari aku meneteskan air mata. Tiba-tiba hal yang tak pernah kupikirkan terjadi, Suryo memelukku dan berkata, “Zahira, aku tak mau paras ceriamu ternodai oleh air mata. Aku ingin selalu membuat kamu tertawa. Apakah selama ini kamu tak menyadari bahwa ada orang yang selalu ingin membahagiakanmu lebih dari apapun?”. Pelukan suryo ku lepas dan aku bertanya, “Siapa yo? Tak mungkin ada orang seperti itu suka sama seseorang gadis yang lemah dan pemalu sepertiku”. “AKU!” dia berkata sedikit keras dan kembali memelukku. “Aku menyukaimu lebih dari teman, aku menyayangimu. Selama ini perempuan yang ku ceritakan adalah dirimu. Mengapa kamu tak sadar, ra?”. Pelukannya sangat erat dan aku menjawab “Asal kamu tau kalau laki-laki yang aku kagumi itu adalah kamu, bayanganmu yang ada disetiap kata yang aku tulis. Aku harap dengan tulisanku kamu juga bisa membaca hatiku. Tapi, apa semua yang kamu katakana itu benar? ini hanya kebetulan? Apa ini emang takdir?”.

Suryo melepaskan pelukannya dariku, ia tersenyum melihatku tetapi aku masih saja menangis. Ia mengusap air mata dipipiku sambil berkata, “Berjanjilah padaku kamu akan selalu bahagia, apapun akan aku lakukan demi mendapatkan tawa dan senyummu setiap saat. Ra, kamu mau kan selalu ada disampingku?” Tanyanya dengan lembut. Aku terdiam sebentar dan bertanya padanya “Tapi, apa aku pantas untukmu?. Suryo menjawab, “justru aku yang seharusnya bertanya seperti itu. Kamu itu lebih dari yang aku bayangkan ra. Aku sangat menyayangimu”. Aku tersenyum dan berkata “Iya suryo, Aku juga sangat menyayangimu. Berjanjilah juga kalau kamu akan  selalu menjadi sosok yang indah disetiap tulisanku”. Dia tersenyum dan memegang tanganku dengan erat dan berkata kembali “Sekarang tulisanmu tak hanya sekedar tulisan, aku mengerti tulisanmu tak hanya dibaca tapi harus dirasakan  untuk menggambarkan perasaanmu. Ya aku akan selalu menjadi kata-kata indah disetiap tulisanmu. Aku akan selalu menuliskan kisah bahagia di wajahmu. Aku berjanji, penulis hatiku….”

Minggu, 30 November 2014

Apa yang tak bisa diungkapkan...


Pertemuan mengenalkan sesosok kehadiran
Dengan penuh bualan yang menawarkan harapan
Berkali-kali ku mencoba tak mempercayai
Karena rasa sakit yang masih menghantui
Tetapi tak bisa
Karena ada usaha yang tak biasa

Awalnya semua begitu baik-baik saja
Tak bisa ditebak, dan berlalu begitu saja
Entah aku melihatnya dengan perasaan
Sehingga tumbuh rasa nyaman
Meninginkannya lebih dari teman
Dan ingin selalu dengannya berdampingan

Ternyata dia bukan matahari, dia cuma pelangi yang hadir dengan segala warnanya yang indah tapi hanya sejenak.
Semua keindahan itu mulai memudar
Semua cahaya itu mulai redup
Keindahan yang membisukan hati
Cahaya yang membutakan hati
Kini sirna menyadarkan berubahnya situasi
Saat aku telah membagi hati, aku menyadari
Dia tak seindah yang aku kenal pertama kali

Kadang tidak tahu itu menyenangkan.
Alasan mengapa semuanya berubah,
Entah dengan alasan yang menyakitkan
Ataupun dengan alasan lainnya
Hati ini bertanya tapi tetap lega
Belum mengetahui apa yang terjadi sebenarnya

Kau menuntutku untuk belajar menahan diri. Bertahan atas semua rasa sakit yang tak bisa dipungkiri lagi
Apakah hanya sebatas rasa penasaran?
Setelah mengetahui apa yang kau cari
Kau diam dan tak berusaha mencari lagi

Dibalik diamku, ada rindu yang tak terungkap.
Aku terdiam menghadapi diammu.
Karena aku tak tahu mengapa kau menjadi bisu
Tak seperti yang dulu
Kini, aku hanya bisa diam menahan rindu
Karena ketika aku berbicara,
Aku hanya mendengar kamu berbicara denganku dalam kata
Sedangkan aku melihatmu dengan perasaan.

Bukan tentang butuh teman, butuh ada yang menemani setiap hari. Bukan tentang kekayaan, bukan tentang tampang. Tapi ini tentang dengan siapa aku menjalani hari-hari, dan aku memilihmu.
Aku masih dipersimpangan yang memisahkan arah dan tujuan.
Menunggu harapan yg tak pasti utk melihatmu kembali kepelukan

Aku telah melakukan yang terbaik bagi segalanya.
Namun, aku tidak menjadi imipiannya.
Walaupun sudah ada janji untuk membahagiakannya
Bukan hanya tentang teman mendaki sampai puncak, tapi yang mau tergelincir saat turun kelak.
Bukan tentang siapa yang mendampingi saat mengejar, tapi siapa yang masih disisi saat mimpi tak tergapai.
Bukan tentang janji manis yang terlanjur terucap, tapi siapa yang bertahan saat janji tak tertepati.
Bukan tentang mencintaimu karena kau siapa, tapi siapa yang tetap disana saat kau bukan siapa-siapa.
Bukan tentang siapa yang memuja kelebihanmu, tapi tentang siapa yang memelukmu setelah tahu kekuranganmu.


Ada yang menyerah ketika diabaikan, ada yang masih terus bertahan meski tidak dipedulikan. Cinta punya kekuatan masing-masing.
Dan aku memilih untuk bertahan sampai aku lelah.
Karena sekarang, aku masih takut kehilangan
Walaupun kau tidak pernah menjadi milikku.

Jika aku lelah akan semuanya…
Kamu tidak usah menjauh. Aku sudah tau bagaimana berjalan mundur.

Benci? Tidak. Saya sayang dia. Menjauh pun rasanya tak sanggup. Tapi saya tahu, makin lama makin cinta, makin mendalam, makin meyakitkan.
Sedih? Tentu. Saya tidak bisa mengobrol dengannya lagi. Tak bisa bertemu dia lagi. Tak bisa memeluk dia lagi.
Lega? Iya. Menjaga jarak itu penting saat saya tau bukan saya yang dia mau. Memutuskan pergi saat sudah sejauh ini ya berat, tapi harus.
Karena semua penantian ini sia-sia
Aku memilih jalan yang seharusnya aku pilih dari dulu

Jika kesabaran tak bisa menyadaran, mungkin kehilangan akan menyadarkan
Dan ketika kamu mencari yang sempurna, kamu akan kehilangan yang terbaik.



Italic words is not mine. It's the best quotes that I got on socmend.
by: @yuninghaha

Kamis, 07 Agustus 2014

Arti dari sebuah kegagalan...

Aku kembali dengan semangat baru untuk kehidupan yang baru. Ya, aku akan masuk ke masa-masa dimana kematangan akan kedewasaan diuji dan keseriusan akan selalu disisi. Status mahasiswa kini sudah ada ditangan. KULIAH! Yey!

Tentu, semuanya tidak mudah. Seperti post sebelumnya, aku merasakan kekecawaan dan jatuh yang sangat dalam akan kegagalan. Semua usaha sudah dilakukan tetapi belum mendapatkan hasil. Tapi, aku sangat memaknai arti dari semuanya. Mungkin, Allah ingin aku untuk banyak berusaha dulu untuk membuktikan apakah aku layak untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Dan akhirnya aku sangat bersyukur atas amanah yang telah diberikan oleh-Nya. Aku masuk disalah satu perguruan tinggi negeri.

Ya, walaupun mungkin menyimpang dari apa yang aku impikan. Aku sangat mensyukuri apa yang telah diberikan. Aku takkan menyia-nyiakan kesempatan ini. Kegagalanku akan sangat menjadi pelajaran berharga bagi hidupku. Mempersiapkan diri menjadi manusia lebih baik lagi dari sebelumnya. Karena yang aku tau, rencana Allah lebih baik daripada rencana manusia. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, namun awal dari segalanya. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda, yang kelah kamu akan berhasil setelah mengeluarkan segala upayamu. Kegagalan adalah teguran untuk memperbaiki apa yang salah menjadi benar. Dan kegagalan ada sebuah harapan dan semangat baru.

Untuk kamu yang akan memulai perjuangan untuk menggapai impian. Teruslah mengejar apa yang benar. Jangan pernah menyerah akan suatu kegagalan, teruslah bangkit dari keterpurukan agar kamu bisa merasakan manisnya kemenangan. Tak ada yang sia-sia dari suatu perjuangan, yang ada kamu akan menyia-nyiakan hidupmu untuk menyesali kegagalan. Teruslah berusaha, dan tetap berserah pada diri-Nya. Karena kamu yang merencanakan, dan Tuhan yang mewujudkan. SEMANGAT!



Senin, 21 Juli 2014

Renungan dalam kegagalan...

Aku mungkin anak pertama, tapi aku tak hidup layaknya anak pertama. Sudah banyak kekurangan tapi tak cepat untuk memperbaikinya. Justru aku hidup seperti anak tunggal. Aku tak mensyukuri apa yang telah Allah beri. Aku hanya bisa menikmati dan menyenangkan diri. Tak senang melihat orang susah tapi tak bergegas membantu. Hanya karena rasa gengsi. Padahal tidak terbiasa karena semuanya telah dilakukan oleh orang lain. Mendapat motivasi dan berjanji untuk berubah, dan dua tiga hari kemudian semuanya kembali biasa. Terus berulang-ulang. Tak ada tekanan yang memaksa, dan tak ada kesadaran yang mendalam. Entah mengapa, semangat itu ada. Tapi rasa malas selalu menang, dan rasa rajin selalu renggang. Bukan tentang mereka memanjakanku atau tidak, justru aku berada di dalam lingkungan yang terpelajar. Tapi, keegoisanku sangat besar seakan semua yang aku perbuat sudah benar. Dan akhirnya, justru apa yang menurutku benar itu salah…

Aku tak pernah ingin mengecewakan orang tua yang amat aku sayangi. Tak mau menghadirkan rasa sedih pada hari-harinya yang melihat bahwa anaknya hanya bisa berdiam diri melihat kegagalan yang pedih. Ya, aku merasa gagal menjadi anak yang bisa membahagiakan dan membanggakan. Usahaku belum maksimal untuk meraih masa depanku, dan ibadah do’aku belum khusyu’. Mungkin karena menunda semua itu, impianku juga tertunda. Aku jatuh… Dan aku tak tau apa yang harus aku lakukan untuk bangkit. Hari demi hari yang ku nantikan hanyalah pengumaman untuk menentukan langkah masa depanku. Dengan perasaan yang tak bisa digambarkan.

Aku kecewa pada diriku, mengapa aku bisa sebodoh ini. Mengapa aku tidak begitu mensyukuri apa yang telah Allah beri?

Seandainya bisa memutar waktu, aku hanya ingin memaknai setiap detikku dengan perjuangan dan ikhtiar. Tapi semuanya terlambat, akhirnya hasilnya tak seperti yang aku kira. Aku merasa sangat jatuh, sangat jatuh… Dan aku tak boleh menyesali takdir ini. Karena takdir itu adalah hasil yang kita lakukan atas ketentuan Allah.

Aku hanya bisa mengisi hari-hariku dengan renungan. Aku memang pantas dapat ini jika aku meninjau usahaku yang belum ada apa-apanya. Dan aku melihat berbagai sisi, banyak teman-temanku yang aku tau bagaimana usaha dan perjuangannya dan istiqomahnya dia dalam ibadah. Dan takdirnya sama sepertiku, gagal.. Tapi, aku masih bisa lihat lengkuk senyum diwajahnya dan keceriaan yang menggambarkan kepribadiannya yang tak mudah menyerah. Akhirnya, aku malu. Seharusnya, aku tak pantas jatuh dengan apa yang telah ditentukan. Jika aku seperti dia, wajar aku bersedih. Tapi melihat dia yang sudah berusaha mati-matian pada akhirnya gagal, dia tetap percaya bahwa Allah punya rencana lain.


Mungkin dari jatuhnya ini, aku belajar dari rasa sakit saat mengecewakan orang yang disayang. Dari orang yang sepantasnya tak mendapatkan kegagalan. Dan dari jatuhnya harapan yang selama ini di nanti. Aku belajar bagaimana rasanya untuk tetap bersabar dan tetap pada jalan yang lurus. Dan percaya bahwa Allah punya rencana lain. Seperti layaknya berenang, jika kamu tak pandai maka kamu akan tenggelam dalam air, maka itu kamu harus belajar dan berusaha latihan untuk tetap bisa mengapung diatas air. Tak ada yang instan dalam kesuksesan, kita harus mencicipi rasanya berada dibawah sehingga memacu untuk berada diatas. Sehingga saat diatas, kamu tak lupa dengan asalmu yang dulu pernah di bawah yang akan membuatmu down to earth. Asal tetap yakin dan berusaha, pasti semuanya akan indah pada waktunya. Yang terpenting, selalu mengingat kepada-Nya yang menentukan semua ini. Semoga Allah meridhoi kesuksesan dalam masa depanku dan masa depanmu. Aamin...  Cheer up!


@yuninghaha

Selasa, 01 Juli 2014

Ex became friend?


Mantan itu ga selamanya harus mendapatkan kebencian. Mantan itu ga selamanya menjadi kesalahan di masa lalu dalam kehidupanmu. Mantan itu ga selamanya harus dilupakan.

Ngomong-ngomong masalah mantan, kita pasti pernah ngerasain yang namanya benci ataupun nyesel udah pernah nyia-nyian waktu bersama dia. Ya, itu pasti. Tapi dibalik semua itu, walaupun kalian ngakunya udah ga sayang dan udah ga peduli. Tapi tetap saja kamu pasti sering nanyain dia dan tiba-tiba terpikir akan dia. Kadang tanpa sengaja saat bertemu dia, perasaan dan kenangan yang udah mulai dilupakan lewat begitu saja dihadapan kita.

Bukan susah move on, tapi aku percaya yang namanya sekali udah sayang, akan selalu sayang. Seperti halnya akan sahabat, sekali sahabat yaudah sahabat. Gaada yang namanya mantan sahabat. Walaupun kamu mengaggapnya musuh atau sebenci apapun kamu dengan sahabatmu. Tetap saja dia menjadi sahabatmu. Manusia itu makhluk sosial yang saling membutuhkan. Setelah dia temukan apa yang ia butuhkan, pasti ia akan nyaman dengan hal itu. Sebencinya apapun kamu dengan sahabatmu, tetap saja kamu akan tetap membutuhkannya ataupun merindukannya. Perasaan sayang kamu sebagai sahabat itu akan tetap ada. Walaupun dengan presepsi status yang lebih rendah, yaitu menjadi teman…

Mungkin ini bisa disambungkan dengan halnya pacaran. Kalau ga nyambung ya anggap saja nyambung. Pada pacaran, mungkin emang disepakati dengan kata ‘putus’ untuk mengakhiri status itu. Tapi bagaimana dengan perasaan? Apakah perasaan bisa diakhiri juga? Tentu tidak. Perasaan itu abadi. Hanya saja, kita enggan akan menjaga dan mengakui keberadaan perasaan itu. Bahkan, untuk perasaan sayang kepada orang yang tak ada wujudnya saja masih bisa ada rasa itu. Apalagi wujudnya yang masih ada? Mati rasa itu tidak ada, kamu akan merasakan mati rasa saat kamu meninggal. Nah begitu pula dengan pacaran. Saat itu kamu mulai membentuk dan membagi perasaan sayang kamu untuk seseorang. Dan pada akhirnya, hubungan berakhir. Hubungan berakhir bukan berarti perasaan juga berakhir. Ingat, bukan susah move on! Sebenci apapun kamu dan sesusah payah kamu melupakannya, tetap saja rasa sayang itu akan ada walaupun presepsi dengan status yang beda, yang dulu pacar kini telah menjadi mantan. Tanpa disadari kita tetap menyayanginya, tetapi dalam bentuk teman….

Ya, merasakan indahnya menyayangi mantan dalam bentuk teman…

Tak ada lagi dendam, yang ada hanya rasa damai dan tentram. Dengan memaafkan masa lalu dan mengambil pelajaran, kamu akan melangkah dengan lebih mudah untuk mencapai masa depan. Tak ada kebencian, dan tak ada lagi saling menyalahkan. Cukup dengan mengikhlaskan dan kedewasaan.

Pernah ga sih ngerasain hebohnya ngomongin masa lalu bersama mantan, tetapi hanya diiringi dengan canda tawa? Bukan sendu bahkan tangisan….

Pernah ga sih ngerasain serunya curhat tentang kehidupan masing-masing dan saling memberi solusi? Karena mantan pernah sangat tau bagaimana kehidupan kita. Jadi, jika kamu bercerita suatu masalah dengan mantanmu. Kemungkinan kamu akan mendapat solusi yang sesuai dengan apa yang kamu bisa bahkan hampir sama dengan yang kamu pikirkan…

Pernah ga sih ngerasain konyolnya mengingat kesalahan dalam masa lalu yang kalian perdebatkan dengan canda tawa dan pada akhirnya saling bermaafan? Disaat itu kamu akan merasa lebih lega….

Pernah ga sih ngerasain keleluasan saat dihadapannya dan mengakui kalau dia itu mantan? Bukan berpura-pura tak ingat ataupun hanya bilang ‘teman’….

Pernah ga sih ngerasain ketenangan dalam berperilaku menjadi diri sendiri tanpa harus menunjukkan kehebatan dan jaim-jaiman dengan tujuan utk membuat dia merasa menyesal saat bertemu dia? Menjadi diri sendiri saat kamu masih dengannya…

Itulah arti move on sebenarnya...

Bukan mengumbar kata ‘ga peduli’ ‘aku udah ga sayang sama dia’ ‘siapa dia?’  ‘Aku udah lupa’ saat ditanyakan tentang mantan. Justru itu yang menunjukkan kamu belum move on dari dia. Cukup dengan kejujuran dan mengakuinya, itu menunjukkan akan kedewasaan dalam menanggapinya.

Sebenarnya ngomongin move on atau gimana sih….


Ya, move on itu bukan pilihan yang harus dipilih. Moveon itu adalah pilihan yang sudah ditetapkan. Jiwa kamu bisa move on tapi raga kamu tidak. Mantan itu bukan makhluk terkutuk akan keberadaannya. Mantan itu adalah salah satu figur yang membantu kamu belajar untuk bertahan dan berjuang dalam menjalani hidup. Tanpanya, kamu tidak akan merasakan yang namanya kesalahan yang akan memperbaiki dirimu kelak. Tak ada salah dengan mantan, hanya saja keadaan yang menjadi penyebab mengapa mantan itu dipandang sebelah mata. Mereka tetap bisa membuat kita bahagia, tetap bisa menjadi tempat keluh kesah, tetap bisa menjadi seseorang yang berarti keberadaanya. Dengan kedewasaan dapat mempertaruhkan semua itu… So, Let’s be friend with our ex! Jangan memikirkan keegoisan masa lalu. Semuanya punya kesalahan dan kesalahan tak hanya satu pihak melainkan semua pihak yang menjalaninya.  See how much fun when you’re being friend with ur exJ




@yuninghaha