Scroll Text - http://www.marqueetextlive.com

Kamis, 27 Juni 2013

Karena melupakanmu adalah jalan terbaik...

Aku benci saat aku tak bisa mengartikan apa yang kamu rasakan. Aku benci saat aku tak bisa menebak apa yang kamu pikirkan sebenarnya. Aku benci saat kita memutuskan untuk tidak saling menyapa, menanyakan atau memberi kabar lagi. Aku benci saat kita mengakhiri percakapan yang masih menyimpan seribu tanya.  Ya, aku sangat benci dengan kata selamat tinggal, aku sangat membenci pepisahan. Dimana rindu tak bisa disampaikan dan tak bisa dibalas. Dimana rasa khawatir akan keadaannya tak bisa lagi dipertanyakan. Dimana hal yang ingin diceritakan dan butuh hiburan tak bisa lagi mengadu padamu. Dimana rasa sayang yang amat mendalam, tak bisa diungkapkan dengan bebas lagi padamu. Karena mungkin, itu sudah semua sudah tak berarti lagi bagimu.

Kamu yang berjanji tapi kamu juga yang mengingkari. Ya, mata ini masih bisa melihat bagaimana kesungguhanmu disaat kamu menyatakan janjimu. Telinga ini masih bisa mendengar bagaimana lembutnya suaramu disaat mengucapkan janjimu. Tangan dan jemariku masih bisa merasakan hangatnya saat kamu menggenggamnya sembari menghantarkan janjimu. Dan hati ini, masih bisa merasakan begitu percayanya aku saat kamu mengumbarkan semua janji itu. Janji dimana kamu akan menyayangiku selamanya.

Kata-kata itu seakan hilang oleh jarak dan tenggelam karena satu kata, yaitu pepisahan. Aku tak bisa mencari janji itu lagi dari diri kamu. Aku tak bisa melihat kamu yang dulu di diri kamu yang sekarang. Akutak bisa melihat kebahagiaanku di dirimu, karena kebahagianmu tak lagi ada didiriku. Aku adalah orang yang tak pernah kamu sadari sudah kamu sakiti.

Aku mencari sosokmu dibayangan semu. Aku mencari kebahagiaanku disemua omong kosongmu. Waktuku tersita dengan percuma oleh penantian yang tak kunjung ada akhirnya. Mengharapkan kamu hadir kembali, menjadi seseorang yang sangat aku harapkan seperti dahulu lagi. Tak ada yang lebih baik saat aku dan kamu bersama saat itu. Tak lagi untuk sekarang. Aku hanya bisa menikmati senyummu dari kejauhan. Aku hanya bisa menerima kabarmu dari orang-orang sekitarmu. Aku hanya bisa melihat dirimu begitu dekat didalam mimpiku. Tak ada yang ku harapkan selain aku bisa kembali kepelukan hangatmu, walaupun itu hanya dalam mimpi.

Aku mencoba mengulang semua yang kita hadapi bersama. Memutar kembali waktu yang telah kita lewati bersama. Tetapi, aku hanya sendiri. Tak ada kamu disampingku. Sungguh banyak yang hilang dan berubah walaupun aku kembali ketempat yang menjadi saksi kesenangan dan kesedihan kita. Lagi-lagi, aku hanya bisa merintih dan membuang air mata ini sia-sia karena mengingat sosokmu yang selalu hadir didalam hari-hariku. Aku terlarut dalam kenangan yang sangat menyakitkan. Aku merasa hampa ketika aku berusaha menjadi sosok yang baik bagimu.

Hari-hariku dihantui oleh penyesalan. Penyesalan yang aku pikir itu adalah bagian dari kebenciaanku akan perpisahan. Ya, aku menyesal telah bertemu denganmu dan mengenalmu. Apakah itu wajar? Aku tak ingin rasa sakit hati ini berubah menjadi sebuah kebencian yang mendalam padamu. Bagaimanpun, kamu adalah seseorang yang pernah membahagiaanku dan pernah menjadi bagian hidupku. Apa yang harus aku lakukan? Kebingungan mengusik pikiranku disaat perjuangan untuk mempertahankan tak lagi bisa dihargai olehmu. Tapi, keputusan yang terbaik untuk mengakhiri rasa pedih yang aku rasakan adalah melupakanmu dan mengikhlaskan kamu.

Kamu adalah apa yang aku rasakan dan apa yang aku ceritakan. Tapi kamu tak pernah mengetahui itu. Karena kamu hanya menganggap semuanya itu adalah bagian kecil dari kebahagiaan masa lalumu. Dan mengganggap bahwa akan ada kebahagiaan yang lebih baik. Padahal, aku tak mempedulikan kebahagiaan yang lain sesempurna apapun itu, yang ku pikirkan adalah disaat bersamamu saja aku sudah bisa berbahagia, terus mengapa aku membutuhkan kebahagiaan yang lain? Apakah kamu bisa memahami setiap kata yang aku tulis itu...

Aku masih menganggap kamu adalah orang yang paling berharga dihidupku, aku belum bisa menemukan seseorang diluar sana yang bisa menggantikan tempatmu walaupun aku tau bahwa banyak orang yang lebih baik daripada kamu. Setiap langkamu masih teringat jelas. Perasaan ini masih seperti dulu, saat pertama kita menyatukan dua hati kita yang membutuhkan sebuah kebahagiaan. Aku masih ingat jelas apa yang kita bangun bersama. Rencana masa depan yang akan kita lewati bersama. Hati ini penuh dengan goresan luka, karena pada akhirnya aku hanya sebagai rencana yang penuh dengan bualan. Bukan untuk diwujudkan secara nyata dimasa depanmu. Aku hanya bisa menikmati serpihan-serpihan rencana masa depan yang sempurna bersama deraian air mata ini. Ah, aku tak mengerti mengapa aku sebodoh ini. Tapi, apakah kamu pernah berpikir. Mengapa aku masih tetap mempertahankanmu padahal banyak yang lebih sempurna darimu?

Melupakan bukanlah hal yang mudah seperti membalikkan telapak tangan. Semenjak kepergianmu, aku masih bisa mengingatmu dengan jelas. Tak sedetikpun aku lewati tanpa memikirkan dirimu. Kamu masih tergambar jelas disetiap ceritaku. Disetiap detik, menit dan jam yang penuh dengan harapan yang tak akan pernah terwujud kembali. Melupakan bagian terbaik darimu dan mengingat bagian terburukmu tak mampu membantuku untuk melupakanmu. Aku selalu dikejar oleh masa lalu yang sangat membuatku lelah untuk menghadapinya. Perpisahan tak bisa diterima seikhlas pertemuan.

Mungkin ini hanyalah masalah waktu. Membiasakan diriku sendiri yang biasanya ada kamu disampingku. Tak hanya masalah waktu, berusahapun dibutuhkan untuk melupakanmu. Aku tak bisa melanjutkan semua ini, sudah cukup aku tersiksa oleh bayanganmu. Aku akan menutup mata dan telingaku untuk ceritamu. Dan menutup hatiku untuk dirimu. Aku akan mencoba menerima kenyataan yang sebenarnya tak pernah aku harapkan ini. Aku terima semua kekalahanku yang tak bisa meninggalkan hatiku untukmu dimasa lalu, dan aku terima kemenanganmu yang begitu mudah melupakan semua cerita tentangku. Aku akan berusaha tegar melihatmu menggandeng orang lain yang kamu sebut pendamping ataupun kekasih. Aku akan mengikhlaskan kebahagianmu yang telah menjadi bagian orang lain. Yang terpenting kamu bahagia dengan keputusanmu dan pilihanmu. Takkan ada lagi kisah yang lalu, takkan ada lagi kisah yang diungkit kembali. Aku dan kamu telah mempunyai jalan masing-masing yang lebih baik menurutmu, menurutku? Sepertinya tidak.

It's enough. It's time to forget all about you. Sudah cukup aku mempertahankan orang tak menginginkan kehadiranku lagi. Dengan menyembuhkan luka ini terlebih dahulu dan membuka kebahagiaan yang lebih baik yang Tuhan persiapkan untukku. Ketahuilah, kejujuranku akan masih mencintaimu adalah bentuk daripada janjiku yang pernah aku taruhkan padamu. Walaupun saat ini sudah kamu anggap tak ada lagi artinya. Melupakan semuanya dan mengikhlaskan segalanya. Sampai disaat aku mengenang semuanya, aku hanya bisa tersenyum. Takkan ada lagi air mata yang jatuh percuma dengan kesalahan yang sama. Yaitu mengingatmu. Aku akan pergi jauh dari kehidupanmu, aku takkan menjadi orang yang selalu mengusik kehidupanmu karena mementingkan keegoisan perasaanku. Biarkan aku bebas tanpa harus terjerat masa laluku, kembali berjalan dan melangkah tanpa adanya keganjalan luka yang masih membekas dihati. Aku akan kembali menjadi seseorang yang sebelum aku mengenalmu. Tak mengenal luka maupun duka. Karena melupakanmu adalah jalan yang terbaik bagi aku untuk mengakhiri kesedihan ini dan memulai kebahagiaan baru yang aku harapkan jauh lebih utuh dari sebelumnya....




"You need somebody worse than me.
But how it feels I'm not that you're the one who want.
Let me free, even that  I know you're gonna come for me.
And I've been try, but I can't take it anymore"
-'Sorry, I Quit' by Hoolahoop



Tidak ada komentar:

Posting Komentar